Friday, December 30, 2005

Nak - Iwan Fals


Nak dengarlah bicara bapakmu
Yang kenyang akan hidup terang dan redup
Letakkan dahulu mainan itu
Duduk dekat bapak sabar mendengar
Kau anak harapanku yang lahir di jaman gersang
Segala sesuatu hanya ada karena uang
Ya . . . . . ya . . . . . ya . . . . . ya . . . . . .
Kau anak dambaanku yang besar di kancah perang
Kau harus kuat yakin pasti menang
Sekolah biasa saja jangan pintar-pintar percuma
Latihlah bibirmu agar pandai berkicau
Sebab mereka sangat perlu kicau yang merdu
Sekolah buatmu hanya perlu untuk titel
Pedulu titel didapat atau titel mu'jizat
Ya . . . . . ya . . . . . ya . . . . . ya . . . . . .
Sekolah buatmu hanya perlu untuk gengsi
Agar mudah bergaul tentu banyak relasi
Jadi penjilat yang paling tepat
Karirmu cepat uang tentu dapat
Jadilah Dorna jangan jadi Bima
Sebab seorang Dorna punya lidah sejuta
O . . . . o . . . . o . . . . . o . . . .
Hidup sudah susah jangan dibikin susah
Cari saja senang walau banyak hutang
Munafik sedikit jangan terlalu jujur
Sebab orang jujur hanya ada di komik
Pilihlah jalan yang mulus tak banyak batu
Sebab batu-batu bikin jalanmu terhambat
Ya . . . . . ya . . . . . ya . . . . . ya . . . . . .
Pilihlah jalan yang bagus tak ada paku
Sebab paku itu sakit apalagi yang berkarat
Jadilah kancil jangan buaya
Sebab seekor kancil sadar akan bahaya
Jadilah bandit berkedok jagoan
Agar semua sangka engkau seorang pahlawan
Jadilah bunglon jangan sapi
Sebab seekor bunglon pandai baca situasi
Jadilah karet jangan besi
Sebab yang namanya karet tahan kondisi
O . . . . o . . . . o . . . . . o . . . .
O . . . . o . . . . o . . . . . o . . . .
Anakku aku nyanyiakan lagu
Waktu ayah tak tahan lagi menahan murka

Monday, December 26, 2005

Tuhan Berikan aku kekuatan

Selalu saja ada
keriangan yang menyita rasa ingin

Di saat hati tlah bertetap


Tuhan beri aku kekuatan

Thursday, December 22, 2005

Hadiah Cinta Seorang Ibu

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan
penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia
membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu,
ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik
memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa
kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh
menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya
saja yang tampak aneh dan buruk.

Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan
wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak
lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu
terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku.
Katanya, aku ini makhluk aneh." Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia
cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya.
Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin
sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya
kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu
merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang
bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa
memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang
yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian,
orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan
telinga dan mendonorkannya pada mereka.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah.
Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun
menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.

Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang
diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang
telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat
sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."
Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati
orang yang telah memberikan telinga itu."

Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan
perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan
rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi
keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi
peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan
lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu,
lalu menyibaknya sehingga tampaklah.... bahwa sang ibu tidak memiliki
telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa
memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun
menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di
dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa
terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati
tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun
pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)

Selamat Hari Ibu

Sajak Ibu

ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
tetapi menangis ketika aku susah
ibu tak bisa memejamkan mata
bila adikku tak bisa tidur karena lapar
ibu akan marah besar
bila kami merebut jatah makan
yang bukan hak kami
ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayang
ketabahan ibuku
mengubah rasa sayur murah
jadi sedap

ibu menangis ketika aku mendapat susah
ibu menangis ketika aku bahagia
ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
ibu menangis ketika adikku keluar penjara

ibu adalah hati yang rela menerima
selalu disakiti oleh anak-anaknya
penuh maaf dan ampun
kasih sayang ibu
adalah kilau sinar kegaiban tuhan
membangkitkan haru insan

dengan kebajikan
ibu mengenalkan aku kepada tuhan

solo,1986

Sumber: 'Sajak Ibu' ditulis oleh Wiji Thukul, peraih Yap Thiam Hien
Award 2002

Monday, December 19, 2005

untuk kamu

apa yang ada di benakmu hari ini

ada lagi

ada lagi hari ini
dan selalu aku tidak pernah tahu kenapa
membuatku bertanya-tanya
apakah diriku akan

ada lagi hari ini
dan selalu aku tidak tahu kenapa
membuatku berpikir seribu kali
apakah diriku akan

atau mungkin lebih baik
kuberikan saja buat diriku sendiri
jadi aku tak bertanya tanya dan berpikir ribuan kali
dan aku tinggal menjemput keberanian
untuk itu

Thursday, December 15, 2005

kutunggu

ah akan kutunggu saat itu
entah dengan perasaan sedih atau gembira
aku tak ramal

ah akan kutunggu saat itu
entah dengan perasaan berdebar atau wajar
aku tak ramal

Friday, December 09, 2005

makna sebuah hadiah

apa yg ada dalam benak kita jika kita mendapatkan sebuah hadiah?
senang?
bingung?
marah?
sebel?
pusing?
kesel?

dan hari ini aku dapat hadiah?

Wednesday, December 07, 2005

keputusan

Susahnya mengambil suatu keputusan. Maju mundur maju dan mundur lagi. Pertimbangan demi pertimbangan ditakar, diolah, dirumuskan, tetap saja belum bisa diambil. Minta pendapat orang cuma cari pembenaran atau malah meludahi pendapatnya.

Tapi biasanya setelah kita ambil itu keputusan, kita langsung lupa dengan betapa susahnya kita mengambil keputusan itu. Kita cuma bisa menyesal atau senang atas keputusan yang sudah kita ambil.

Sudahkah kamu mengambil keputusan hari ini ?